Selasa, 03 November 2009

Aplikasi opensource

1. Pendahuluan

Hingga saat ini, komputer telah menjadi salah satu sarana yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Demikian juga dalam kegiatan belajar mengajar, komputer telah menjadi bagian yang tidak dapat diabaikan. Bahkan kegiatan belajar mengajar yang ditunjang dengan pemanfaatan teknologi komputer telah dapat meningkatkan hasil belajar peserta didiknya.

Kendala yang dihadapi ketika sebuah institusi pendidikan akan memanfaatkan teknologi komputer dalam kegiatan belajar-mengajarnya adalah keterbatasan biasa. Biaya pengadaan perangkat keras komputer mungkin tidak menjadi persoalan utama. Akan tetapi biaya pengadaan software dan brain ware akan menjadi biaya yang sangat mahal bahkan terkadang jauh lebih mahal dari pada biaya hardware.

Biaya software umumnya berupa biaya pembelian lisensi software. Tentu saja pemakaian software bajakan (ilegal) dalam kegiatan belajar mengajar bukan merupakan solusi yang baik mengingat pembajakan hasil karya orang lain adalah merupakan kejahatan intelektual. Hal tersebut sudah semestinya tidak dilakukan, terlebih dalam kegiatan belajar mengajar dalam sebuah institusi pendidikan.

Pemanfaatan software “free open source” akan menjadi solusi terbaik untuk mengatasi keterbatan dana dalam upaya pemanfaatan teknologi komputer dalam kegiatan belajar mengajar. Bahkan tatkala tersedia dana yang cukup besar sekalipun software free open source tetap menjadi pilihan terbaik. Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan software open source.

Selain kita tidak perlu membayar lisensi untuk menggunakan software tersebut kita juga dapat mempelajari source code (kode program) dan bahkan dengan leluasa kita dapat melakukan modifikasi, atau customisasi software sesuai kebutuhan kita. Peserta didik/alumni yang dibekali dengan kemampuan menggunakan software open source akan memiliki daya saing yang tinggi mengingat banyak perusahaan yang sudah mengunakan software open source dalam kegiatan pemanfaatan teknologi komputer dalam operasionalisasi usahanya.

Dimana software open source membutuhkan brain ware yang lebih baik. Tentu saja biaya pengadaan software yang dapat dihemat dengan penggunaan software free open source dapat dialokasikan untuk membangun brain ware yang dibutuhkan dalam operasionalisasi software tersebut.

Pengertian OpenSource

Pada awalnya, OSS dikaitkan dengan perisian yang tak terpakai. Tapi pada dasarnya ia bukanlah tidak terpakai. Sebaliknya, dasar yang diperjuangkan oleh Free Software Foundation (FSF) mendefinisi OSS sebagai sistem yang bebas untuk disalin dan disebarkan. Kebebasan yang dinyatakan dibuktikan melalui model berteraskan OSS yang membenarkan perisian yang dibangunkan secara open source, disalin dan disebarkan tanpa harga atau pilihan harga yang murah.

OSS juga memberi kemudahan kepada siapa saja untuk melakukan perubahan terhadap perisian OSS. Untuk itu, sumber kode perisian perlu diedit dan siapa saja boleh melihatnya. Ini adalah satu dari ciri-ciri penting Open Source yaitu sumber kode perisian yang terbuka. Ciri keterbukaan ini menmberikan si user yang mudah, namun pada masa yang sama memberi hak intelek yang mutlak kepada pembangun asal sesuatu perisian OSS.

Sifat keterbukaan OSS mengajak kerjasama sama sejagat untuk memperbaiki kelemahan sesuatu sistem OSS dan meningkatkan kematangan serta kualiti perisian OSS tersebut. Kegiatan ini boleh diibaratkan sebagai satu proses “gotong-royong” yang biasanya diamalkan dalam masyarakat kita.

2. Alasan Penggunaan

Software Open Source (Open source software-OSS) telah mulai menjadi sebuah gerakan pasar untuk software bebas. OSS dapat didefinisikan sebagai sebuah Program Komputer yang mana Source Code-nya dapat dibaca oleh pengguna (user) dan dibuat tersedia dibawah suatu lisensi khusus. Dimana, lisensi ini biasanya mengijinkan user untuk menggunakan, merubah, dan mengembangkan software tersebut bahkan untuk mendistribusikan kembali baik dalam bentuk termodifikasi atau pun tanpa modifikasi.

Modifikasi seringkali dilakukan oleh publik atau merupakan kolaborasi para user. Free Software Foundation (FSF) didirikan tahun 1995 dengan makna “free” sebagaimana bebas berbicara dengan penekanan pada kebebasan yang positif yaitu kebebasan untuk mendistribusikan kembali, sehingga software free sering diasosiasikan sebagai bebas biaya dan anti komersial. Tentu saja OSS dapat menjadi bagian yang yang menarik bagi institusi pendidikan dimana dengan menggunakan OSS dapat menghebat biaya IT.

Software open source telah dikembangkan dengan sangat pesat, hampir setiap disiplin ilmu telah banyak sekali tersedia software open source yang dapat digunakan secara bebas baik sebagai pengguna ataupun sebagai pengembang.Demikian juga pada bidang kimia, banyak software open source yang dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran.

Keuntungan Open Source

  • Legal

Indonesia berada pada posisi nomor 4 negara pembajak terbesar di dunia. Hal ini menyebabkan posisi tawar-menawar Indonesia melemah di dunia perdagangan, dan menjadikan Indonesia menuai kecaman dari negara-negara lainnya.Open Source, dengan berbagai kelebihannya, juga legal. Penggunaan software Open Source di seluruh Indonesia akan menyebabkan tingkat pembajakan software di Indonesia menjadi turun drastis, dari 88%

menjadi 0%.

  • Penyelamatan Devisa Negara

Software yang banyak dipakai untuk mengetik harganya adalah US$ 600. Untuk perbandingan, harga laptop adalah sekitar US$ 435. Dan pendapatan per kapita/bulan adalah hanya sekitar US$ 134. Dengan menggunakan solusi berbasis Open Source, maka dapat dilakukan penghematan devisa negara secara signifikan. Kemudian dana tersebut dapat dialokasikan ke usaha-

usaha untuk kesejahteraan rakyat.

  • Keamanan Negara / Perusahaan

Di tahun 1982, terjadi ledakan dahsyat di jalur pipa gas Uni Sovyet di Siberia. ekuatan ledakan tersebut sekitar 3 kiloton, atau 25% dari kekuatan bom nuklir Hiroshima.16 tahun kemudian baru diketahui oleh publik bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh software komputer proprietary / tertutup yang telah diubah oleh CIA. Software Open Source bebas dari bahaya ini, karena bisa dilakukan audit terhadap kode programnya.

  • Keamanan Sistem

Virus, spyware, trojan, dan berbagai masalahkeamanan lainnya, sudah akrab dengan banyak pengguna komputer. Pada topik keamanan sistem, satu buah lubang keamanan saja sudah cukup untuk menjadi $jalan masuk penjahat. Masalahnya pada software proprietary / tertutup, sangat sulit untuk dapat benar-benar yakin dengan keamanannya; karena kita tidak tahu apa yang ada di dalamnya. Selain itu, seringkali sangat sulit untuk mendapatkan solusinya. Sebagai contoh, ada security hole di Internet Explorer yang telah diketahui sejak tahun 2002, namun masih tetap belum ada solusinya. Sebuah komputer dengan OS Microsoft Windows 2000 yang kemudian disambungkan ke Internet, dapat terserang virus dalam waktu 10 menit atau kurang. Di tahun 2006, Internet Explorer tidak aman untuk digunakan selama 284 hari. Dan seterusnya. Solusi Open Source tidak saja dapat diketahui secara lebih pasti tingkat keamanannya (dengan proses audit). Namun, di lapangan juga sudah terbukti lebih aman dan lebih cepat muncul revisinya ketika ada ditemukan masalahnya. Penanganannya pun lebih transparan.

  • Bebas : Tidak Disandera Vendor Pada penggunaan software tertutup, customer terikat pada kemauan vendor. Seringkali customer menjadi tidak berdaya, karena (antara lain) data-datanya telah tersimpan di software dari vendor tersebut, dan tidak bisa dikeluarkan. Customer kemudian terpaksa menuruti apa saja kemauan vendor, agar dapat tetap mengakses datanya. Berbagai solusi Open Source juga menggunakan format data yang terbuka. Karena itu data menjadi transparan, dan bisa dengan bebas di proses di sistem komputer yang berbeda-beda (interoperabilitas antar sistem / departemen menjadi mungkin), sambil tetap terjaga keamanannya.
  • Bebas : Forced Upgrade

Dulu, software komputer seringkali digunakan selama puluhan tahun. Kemudian berbagai vendor software menyadari bahwa profit mereka akan lebih besar jika customer mereka lebih sering membeli versi terbaru software mereka. Pada satu contoh kasus, propinsi Bavaria di Jerman menderita kerugian sampai sebesar 40.000.000 Euro, karena Windows NT4 (yang sebetulnya masih berfungsi dengan baik dan mencukupi kebutuhan mereka) tidak didukung lagi oleh Microsoft, dan mereka harus upgrade ke versi terbarunya. Dengan solusi Open Source, software lama tetap dapat terus dimanfaatkan dan berfungsi dengan baik.

  • Bebas : Modifikasi Sesuai Keperluan

Software Windows baru muncul versi bahasa Indonesianya di tahun 2004. Sementara software Windows telah ada sejak tahun 1985. Software Open Source, karena kode programnya dibuka dan bisa diakses oleh siapa saja, bisa dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan pengguna.

  • Bebas : Disebar luaskan

Pada software proprietary, customer harus rutin melakukan inventarisasi softwarenya. Ini tidak mudah untuk dilakukan, sangat memakan waktu, tenaga, dan biaya. Vendor bebas untuk melakukan audit lisensi kapan saja, yang tentu saja mengganggu rutinitas customer. Software Open Source bebas dari ini semua. Customer bebas untuk menggandakan software Open Source sebanyak yang diperlukan, tanpa perlu merasa cemas akan melakukan pembajakan software tanpa disengaja.

  • Ekonomis

Walaupun biaya pembuatan CD dan packaging hanya sekitar US$ 5, namun banyak software proprietary yang berharga ratusan atau ribuan US dollar. Laba berbagai perusahaan software proprietary dapat mencapai ratusan persen; terbukti mereka dapat memberikan diskon sampai nyaris 100% ketika terdesak. Software Open Source dihargai secara wajar, biasanya hanya senilai biaya packaging, distribusi, plus sedikit laba untuk penjualnya.Jika customer memiliki akses Internet, maka berbagai software Open Source tinggal diambil saja dari Internet. Bahkan biaya supportnya pun cenderung jauh lebih murah daripada software proprietary. Software Open Source yang komersial bersifat massal dan terbuka, sehingga dengan laba yang sedikit tetap dapat bertahan lebih sukses daripada kompetitornya yang tertutup.

  • Menyuburkan Industri Dalam Negeri

Karena software Open Source bersifat terbuka, maka siapa saja bisa menyediakan jasa layanannya – bukan hanya vendor pembuatnya saja. Lapangan kerja menjadi terbuka banyak dan dapat menghidupi banyak keluarga. Peminat bidang IT juga mendapat akses ke kode program dari berbagai software canggih. Pada gilirannya ini akan sangat membantu untuk menghasilkan pakar-pakar IT Indonesia dengan kualitas dunia.Industri dalam negeri non-IT turut menikmati, karena jadi mendapat akses ke software yang ekonomis dan berkualitas, sehingga kemudian bisa menjadi lebih kompetitif dengan saingan-saingannya dari luar negeri

Karangan Ilmiah


1. Pengertian Karangan Ilmiah

Ada berbagai definisi yang ditulis para ilmuwan tentang karangan ilmiah. Diantaranya ,Faizah(2008:89)mengatakan

karya ilmiah merupakan suatu tulisan yang bersifat ilmiah yang mengungkapkan buah pikiran, hasil pengamatan , atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun menurut metode atau sistematika tertentu, dan hasil serta kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.

Dan juga diantaranya dikemukakan oleh Brotowidjoyo(1958:8-9) mengatakan

karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis metodologi penulisan yang baik dan benar, serta ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan kebenaran tanpa mengingat akibatnya.

Jadi, Karangan ilmiah adalah suatu karangan yang ditulis berdasarkan kenyataan ilmiah yang didapat dari buah pikiran, penyelidikan-penyelidikan. Penyelidikan tersebut dapat berupa penyelidikan pustaka, laboratorium atau penyelidikan lapangan.

Pada dasarnya karangan ilmiah ditulis setelah adanya masalah yang diikuti pengumpulan kenyataan tentang masalah tersebut, analisa, dan kesimpulan yang didapat dari analisis.

Dengan kata lain, karangan ilmiah adalah suatu karangan yang memuat suatu masalah yang timbul. Kenyataan-kenyataan tentang masalah tersebut, analisis dan kesimpulan.

Jadi pada akhir setiap karangan selalu dikemukakan kesimpulan. Kesimpulan dapat berbentuk sesuatu yang baru atau hal yang serupa dengan penemuan sebelumnya. Dengan demikian, kesimpulan dapat memperkuat, membantah penemuan sebelumnya, ataupun sama sekali lain dari penemuan-penemuan sebelumnya.

2. Ciri-ciri karangan ilmiah

  1. Data-data yang diperoleh haruslah dianalisis dan dikemukakan secara objektif.

Dikarenakan ini karangan ilmiah, jadi data-data yang didapat harus objektif bukan subjektif.

  1. Sopan dan rendah hati

Dalam karangan ilmiah perlu adanya sikap menghargai dari karya orang lain, rendah hati, seperti penggunaan kutipan, kata-kata pun harus tidakboleh sampai menyinggung peraasaano orang lain seperti pembaca.

  1. Kejujuran ilmiah

Setiap ilmiah dikerjakan secara objektif sesuai hasil yang diperoleh, tidak dibolehkan kebohongan data atau asal-asalan karena ini akan dibaca oleh orang banyak.

  1. Jelas, tegas, singkat, sederhana, dan teliti

Tulisan ilmiah haruslah jelas tidak bertele-tele dalam penyampaian karena itu boros dan tidak efektif, penulisan juga haruslah masuk akal, benar, baik secara empiris maupun secara logika.

  1. Relevan dengan disiplin ilmu yang bersangkutan

Penulisan karya ilmiah harus didasarkan antara masalah yang dibahas denga teori yang digunakan. Misalnya masalah yang dibahas adalah masalah teknologi, maka pendekatan, pembeberan, dan pembahasannya harus berdasarkan prinsip-prinsip dalam teknologi.

3. Jenis Karangan Ilmiah

Pada hakekatnya semua karangan ilmiah data digolongkan sebagai laporan ilmiah, sebab semua karangn ilmiah berisikan laporan tentang suatu penyelidikan baik penyelidikan lapangan, laboratorium maupun perpustakaan. Tetapi karena materi, cara susunan, tujuan dan panjang pendeknya. Berbeda maka digunakan nama yang berbeda pula.

Diantaranya dikenal nama: laporan, naskah berkala, skripsi, tesis, disertasi, paper, buku pelajaran, module, diktat.

  1. Laporan

Sebagaiman disebutkan diatas pada dasarnya semua karangan ilmiah adalah laporan. Namun yang dimaksud laporan disini adalah karangan ilmiah yang melaporkan hasil penelitian/percobaan, pekerjaan dilaboratorium atau dilapangan. Oleh pratikum dan laporan praktek. Biasanya laporan hanya mencakup bidang-bidang tertentu yang sangat terbatas dan ditugaskan oleh dosen. Laporan ini sedikit sekali membutuhkan kepustakaan. Dengan demikian hasil-hasil atau kesimpulan yang diperoleh bukan hal yang baru

Berbeda dengan laporan research, laporan ini harus dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Hasil atau kesimpulan yang diperoleh harus dapat memperkaya pembedaharaan ilmiah di bidangnya. Laporan research memerlukan kepustakaan, di samping untuk menghindari percobaan-percobaan dengan objek yang sama, juga untuk mendapatkan metode yang tepat untuk menganalisa data yang diperoleh.

  1. Naskah Berkala

Naskah berkala ini sering disebut dengan istilah laporan bacaan, term paper, referaat. Naskah berkala ini mempunyai sumber data pokok satu-satunya buku yang ditunjuk oleh dosen yang bersangkutan. Topik dalam naskah biasanya ditentukan oleh dosen dan menyangkut pengetahuan yang sudah diajarkan. Panjang karangan hanya beberapa halaman saja.

  1. Skripsi

Skripsi merupakan karangan yang mempunyai data dari pustaka. Dengan bahan-bahan dari pustaka diajukan suatu permasalahaan dengan batas-batasnya, data-data dengan pembahasan dan kesimpulan. Dengan kata lain, skripsi adalah karangan ilmiah yang memerlukan gambaran tentang suatu masalah dengan data-data gambaran dari pustaka dan menghasilkan kesimpulan.

  1. Tesis

Tesis adalah karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. Tesis akan mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri. Karya tulis ini akan memperbincangkan pengujian terhadap satu hipotesis atau lebih dan ditulis oleh mahasiswa pascasarjana.

  1. Disertasi

Dalam skripsi atau tesis sumber data ilmiah diperoleh dari pustaka, sedangkan disertasi sumber data utama melalui penyelidikan laboratorium atau lapangan. Bukan berarti data dari pustaka tidak diperlukan, data pustaka juga penting untuk penentuan masalah, metode dan bahan pembanding.

Tegasnya, dalam hal sumber data, disertasi harus mempunyai paling tidak dua sumber yaitu: lapangan atau laboratorium dan pustaka.

Pada disertasi pembahasan lebih luas dan mendalam dibanding skripsi atau tesis. Dalam disertasi harus terdapat dalil-dalil, yaitu prinsip-prinsip ilmiah baru, sanggahan terhadap prinsip-prinsip lama. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar/penguji suatu pendidikan tinggi. Jika temuan penulis dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doctor.

  1. Paper(working paper)

Karangan ilmiah ini biasa disebut reading atau book report(naskah semester), biasanya paper ditugaskan oleh seorang pengajar (dosen) dalam mata kuliah tertentu pada saat semester/perkuliahan akan berakhir. Dari segi kuantitas, karangan ini tidak begitu panjang, berkisar 10-15 halaman.

  1. Buku pelajaran

Buku pelajaran merupakan bahan/materi pelajaran yang dituangkan dalam bentuk buku dan digunakan sebagai pedoman atau pengangan dalam proses belajar mengajar.

  1. Modul

Modul merupakan tulisan yang berisikan tentang uraian mata kuliah tertentu yang didasarkan pada keperluan pertemuan dalam perkuloiahan. Adapun garis besar isi dari modul adalah : tujuan khusus yang akan dicapai dalam perkuliahan tersebut, uraian secara rinci pokok bahasan, bahan pengajaran, bahan evaluasi, dan tugas-tugas yang harus dikerjakan selama perkuliahan tersebut.

  1. Diktat

Dalam tulisan ini secara kuantitas lebih panjang dari modul, digunakan dalam proses belajar mengajar (perkuliahan), susunannya terurai menurut bab sesuai dengan keperluan.

4. Manfaat Penyusunan Karangan ilmiah

Penyusunan karangan ilmiah memberikan manfaat yang besar sekali, baik dari penulis maupun bagi masyarakat. Menurut Sikumbang(1981:2-5), sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut, yang intinya adalah sebagi berikut:

  1. Penulis akan terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karangan ilmiah, ia mesti membaca dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang akan dibahas
  2. Penulis terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai buku sumber, mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
  3. Penulis akan berkenalan dengan kegiatan perpustakaan, seperti mencari bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku.
  4. Penulis akan dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara jelas dan sistematis.
  5. Penulis akan memperoleh kepuasaan intelektual
  6. Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat

5. Tujuh macam sikap ilmiah

Penulis karangan ilmiah sepatutnya memeiliki sikap-sikap ilmiah agar karyanga dapat dipertanggungjawabkan, baik kepada masyarakat maupun kepada diri sendiri.

Menurut Brotowodjoyo(1985:33-34), orang yang berjiwa ilmiah adalah orang yang memilki tujuh macam sikap ilmiah. Ketujuh macam sikap tersebut adalah sebagai berikut:

A. Sikap ingin tahu diwujudkan dengan selalu bertanya-tanya tentang berbagai hal. Mengapa demikian ? apa saja unsu-unsurnya? Bagaimana kalua diganti dengan komponen yang lain, dan deterusnya.

B. Sikap kritis direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya; baik dengan jalan bertanya kepada siap saja yang diperkirakan mengetahui masalah maupun dengan membaca sebelum menentukan pendapat untuk ditulis.

C. Sikap terbuka dinyatakan dengan selalu bersedia mendengarkan keterangan dan argumentasi orang lain

D. Sikap objektif diperlihatkan dengan cara menyatakan apa adanya, tanpa dibarengi perasaan pribadi

E. Sikap rela menghargai karya orang lain diwujudkan dengan mengutip dan menyatakan terima kasih atas karangan orang lain, dan meanggapnya sebagai karya yang orisinil milik pengarangnya

F. Sikap berani mempertahankan kebenaran diwujudkan dengan membela fakta atas hasil penelitiannya

G. Sikap menjangkau ke depan dibuktikan dengan sikap “futuristic”,yaitu berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan membuktikannya, bahkan mampu menyusun suatu teori baru

6. Teknik Penulisan Karangan Ilmiah

A. Menentukan Topik

Topik berarti “subjek” atau pokok pembicaraan. Topik adalah suatu pemberian khusus, sebuah pengalaman, proses atau sebuah ide, keraf(1980:107) “topik yang akan ditulis bersumber di sekeliling kehidupan manusia”. Dalam menentukan topik perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:

1) Topik tersebut layak dibahas atau ada manfaatnya bila dibahas

2) Topik itu cukup menarik terutama bagi penulisnya

3) Topik itu dikenal dengan baik

4) Bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai

5) Topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit

B. Membatasi Topik

Pada saat pertama kali menulis, seseorang dihadapkan kepada masalah apa yang akan ditulis, berapa panjangnya tulisan tersebut. Mungkin penulis sudah mengetahui apa yang akan ditulis, namun pengetahuannya saja tentang topik itu saja belum mencukupi. Penulis harus membatasi topik agar tidak tersesat pada suatu tulisan yang tidak menentu dan tidak kunjung sampai pada titik akhir.

C. Menetapkan judul

Setelah menentukan dan membatasi topik, langkah selanjutnya yaitu menetapkan judul. Untuk menentukan judul karangan ilmiah harus diperhatikan persyaratan berikut

1) Harus sesuai dengan topik atau isi karangan beserta jangkauannya

2) Dinyatakan dalam bentuk frasa

3) Usahakan sesingkat mungkin

4) Harus jelas

5) Dinyatakan dalam kata benda

D. Menyusun Kerangka Karangan

Selanjutnya setelah judul diterapkan. Dibuat auatu rencana atau bagan kerja (kerangka). Di dalam rencana kerja itu harus dapat dilihathudungan yang jelas antara satu bagian dengan bagian lainnya. Kerangka karangan berisi suatu rangka yang jelas dan struktur yang teratur dari isi karangan yang akan digarap.

1) Manfaat kerangka karangan

a) Membantu penulis menyusun karngan secara teratur

b) Memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan serta memungkiinkan penulis memperluas bagian-bagian tersebut

c) Memperlihatkan atau memberikan gambaran tentang bahan yang diperlukan dalam pembahasan

d) Menjadi patokan bekerja, sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih dalam penulisan

2) Bentuk kerangka

Sebuah kerangka karangan dapat dibedakan atas kerangka kalimat dan kerangka topik. Kerangka kalimat mempergunakan kalimat berita yang lengkap untuk menambahkan topik, sebab topik maupun sub-sub topik. Sedangkan kerangka topik setiap butir dalam kerangka topik terdiri dari topik yang berupa frase

3) Cara Penyusunan kerangka karangan

a) Buat kerangka secara garis besar

b) Uraikan setiap butir kedalam sub bagiannya

c) Sub bagian dirinci kembali menjadi sub-sub bagian.

7. Struktur Karangan Ilmiah

1. Bagian pengantar

A. Sampul depan

B. Halaman judul

C. Kata pengantar

D. Daftar isi

2. Bagian Naskah

A. Pendahuluan

B. Induk karangan/pembahasan

C. Kesimpulan dan saran(penutup)

3. Bagian pelengkap

A. Abstrak

B. Daftar pustaka

C. Indeks

D. Lampiran

Struktur karangan ilmiah diatas dapat dirangkum sebagai berikut:

  1. Bagian pengantar

1) Sampul depan

Secara mekanis berfungsi menlindungi naskah karangan agar tidak kotor dan rusak. Di samping itu, juga berfungsi sebagai petunjuk atau pengantar karena pada sampul tersebut tertera judul karangan, penerbit, dan penulisnya.

2) Halaman judul

Halaman judul memuat keterangan-keterangan yang lebih lengkap dari sampul. Secara umum halaman judul memuat:

A) Judul karangan

B) Nama penulis

C) Untuk(memenuhi syarat) apa kanragan disusun

D) Nama lembaga yang menugaskan, dan

E) Tahun penyelesaian

3) Kata pengantar

Kata pengantar atau prakata, adalah bagian yang berfungsi mengantarkan uraian yang termuat dalam naskah karnagan. Pada baian ini berisikan :

A) Riwayat atau sejarah sampai ditulisnya karangan

B) Harapan-harapan dari diajukannya karangan tersebut

C) Apa yang bisa dicapai dengan penyelidikan yang sudah dilaksanakan

D) Hambatan

E) Bantuan saran-saran

F) Ucapan terima kasih

4) Daftar isi

Daftar isi ibarat peta karena dengan adanya daftar isi orang dapat mengetahui pokok-pokok isi karangan dan sekaligus lokasinya. Daftar isi biasanya memuat nomor dan judul, sebab judul dan sub-sub judul serta nomor halaman dimana judul. halaman yang terdapat dalam daftar isi harus persis sama denga apa yang tertulis salam naskah.

Daftar isi dapat dibuat dalam bentuk yang seberhana dan terperinci. Untuk karangan yang tidak terlalu panjang (10-15 halaman) daftar isi dapat dibuat dalam bentuk yang sederhana, sedangkan karangan yang panjang(15 lebih halaman) digunakan daftar isi yang terperinci.

  1. Bagian Naskah

Naskah karangan adalah bagian yang terpenting dari sebuah karangan, susunan bagian anskah karngan sebagai berikut:

1) Pendahuluan

Pendahuluan merupakan bagian yang organik dari naskah karangan. Bagian ini tak mungkin dihilangkan, jika dihilangkan berarti akan hilang pula kontinuitas dan kelancaran penutupan naskah karangan. Pendahuluan pada dasarnya memuat maslah pokok yang dibahas dan dijawab pada bab-bab selanjutnya.

Bagian pendahulau ini, memuat:

A) latar belakang dan masalah

B) Tujuan penulisan

C) Ruang lingkup

D) Kerangka teori yang dipakai sebagai acuan

E) Metode dan teknik

2) Induk karangan

Pada dasarnya induk karangan dapat dibedakan atas 2 bagian, yaitu:

A) Hasil-hasil penelitian data atau pendapat-pendapat yang diku- mpulkan tentang masalah yang diajukan dalam nagian pendahuluan

B) Pemabahasan atau analisis data dan interprestasi data dalam rangka menemukan jawaban dari permasalahan yang diajukan

3) Kesimpulan dan saran

Kesimpulan dan saran biasanya merupkan baab tersendiri yatu bab terakhir. Bagian ini harus memuat pernyataan-pernyataan kesimpulan dari keseluruhan analisis, jadi bukan merupakan rangkuman atau ikhtisar dari bab-bab sebelumnya

Sedangkan saran merupakan jalan keluar atau pemecahan yang nerhubungan penerapan hasil penulisan dan untuk penelitian atau penulisan selanjutnya. Kesimpulan dan saran biasanya sikemukakan dalam beberapa poin sesuai dengan apa yang diajukan pada bab-bab sebelumnya.

  1. Pelengkap

Pelengkap ini melengkapi suatu karangan ilmiah dengan petunjuk-petunjuk tentang sumber data-data yang berupa pustaka. Lampiran-lampiran yang berisi data-data terperinci yang kurang yang kurang tepat untuk dimasukkan dalam nskah dan petunjuk-petunjuk terperinci tentang dimana letaknya suatu istilah atau pengertian didalam naskah

Pelengkap biasanya terdiri dari:

1) Abstrak

Abstrak merupakan laporan yang menyajikan tentang masalah pokok, tujuan, metode, data dan kesimpulan secara ringkas dan padat, sehingga pembaca dapat memahami pokok-pokok atau hal-hal yang penting dari sebuah karangan tanpa membaca karangan aslinya. Panjang abstrak maksimum 3 halaman

2) Daftar pustaka

Dalam daftar pustaka dimuat semua buku yang disajikan acuan, pegangan, landasan penyusunan karangan.

Buku-buku yang tidak relevan dengan isi karangan tidak boleh dicantumkan. Daftar pustaka merupakan suatu hal yang sangat penting karena melalui daftar pustaka dapat diketahui sumber asli dari pendapat-pendapat yang tercantum dalam sebuah karangan

Teknik penulisan daftar pustaka:

- Ditulis berdasarkan urutan penunjukan referensi pada bagian pokok tulisan ilmiah.

- Ditulis menurut kutipan-kutipan

- Menggunakan nomor urut, jika tidak dituliskan secara alfabetik

- Nama pengarang asing ditulis dengan format : nama keluarga, nama depan.

Nama pengarang Indonesia ditulis normal, yaitu : nama depan + nama keluarga

- Gelar tidak perlu disebutkan.

- Setiap pustaka diketik dengan jarak satu spasi (rata kiri), tapi antara satu pustaka dengan pustaka lainnya diberi jarak dua spasi.

- Bila terdapat lebih dari tiga pengarang, cukup ditulis pengarang pertama saja dengan tambahan ‘et al’.

- Penulisan daftar pustaka tergantung jenis informasinya yang secara umum memiliki urutan sebagai berikut :

Nama Pengarang, Tahun Terbit. Judul karangan (digarisbawah / tebal / miring). Kota Penerbit. Nama Penerbit

Cara penyusunan daftar pustaka

Satu Pengarang

Budiono. 1982. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta : Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

Friedman. 1990. M. Capitalism and Freedom. Chicago : University of Chicago Press.

Dua Pengarang

Cohen, Moris R., and Ernest Nagel. 1939. An Introduction to Logic and Scientific Method. New york: Harcourt

Nasoetion, A. H., dan Barizi. 1990. Metode Statistika. Jakarta: PT. Gramedia

Tiga Pengarang

Heidjrahman R., Sukanto R., dan Irawan. 1980. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.

Nelson, R.., P. Schultz, and R. Slighton. 1971. Structural change in a Developing Economy. Princeton: Princeton University Press.

Lebih dari Tiga Pengarang

Barlow, R. et al. 1966. Economics Behavior of the Affluent. Washington D.C.: The Brooking Institution.

Sukanto R. et al. 1982. Business Frocasting. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.

Pengarang Sama

Djarwanto Ps. 1982. Statistik Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.

____________. 1982. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.

Tanpa Pengarang

Author’s Guide. 1975. Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall.

Interview Manual. 1969. Ann Arbor, MI: Institute for Social Research, Universiy of Michigan.

Buku Terjemahan, Saduran atau Suntingan.

Herman Wibowo (Penterjemah). 1993. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Erlangga.

Karyadi dan Sri Suwarni (Penyadur). 1978. Marketing Management. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Buku Jurnal atau Buletin

Insukindro dan Aliman, 1999. “Pemilihan dan Bentuk Fungsi Empirik : Studi Kasus Permintaan Uang Kartal Riil di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 4:49-61.

Granger, C.W.J., 1986. “Developments in the Study of Co-integrated Economic Variables”, Oxford Bulletin of Economics and Statistics, Vol.48 : 215-226.

Antologi

Junus, Umar.1986.”Kebudayaan Minangkabau”. Dalam Koentjaraningrat (editor). Manusia dan kebudayaan di Indonesia.Jakarta:Djambatan.

3) Indeks

Indeks merupakan suatu daftar yang memuat kata-kata atau istilah-istilah khusus yang digunakan dalam sebuah karangan. Kata-kata atau istilah tersebut disusun menurut abjad dan setiap kata atau istilah diikuti oleh nomor-nomor halaman di mana kata atau istilah tersebut terdapat.

Indeks dapat membantu pembaca untuk mencari arti atau maksud suatu istilah yang digunakan oleh penulis dalam karangannya.

Indeks hanya dianjurkan untuk karangan yang panjang seperti disertasi atau karangan yang dibukukan (dicetak)

Cara penyusunan indek

a) Sediakan lembaran-lembaran kertas lepas dengan format yang sama (5x5cm) sebanyak 26 lembar

b) Baca kembali seluruh isi karangan

c) Catatlah pada lembaran kertas tersebut setiap istilah, nama dan seharganya yang dijumpai pada setiap halaman dan dicantumkan halaman di mana istilah atau nama tersebut ditulis

d) Jika dijumpai istilah atau nama yang sama beberapa kali, catat saja nomor halamannya.

4) Lampiran

lampiran atau appendiks berisi daftar-daftar atau gambar-gambar yang memaparkan data-data terperinci, petikan yang panjang, contoh-contoh pengolahan statistic.

Dalam karangan yang berbentuk lapoiran survey, lampiran berisi contoh daftar, contoh daftar questionair, contoh jawaban, foto-foto, dan lain sebagainya.

Hal-hal yang dimuat dalam lampiran haruslah mempunyai hubungan yang erat dengan uraian dalam naskah. Isi suatu lampiran harus dapat memperdalam, memperluas apa yang telah diuraikan dalam naskah. Jadi lampiran harus berisi suplemen dari uraian naskah yang mutlak diperlukan atau paling tidak sangat diharapkan

Keterangan yang memuat sejumlah lampiran, lampiran tersebut harus diberi nomor urut dan judul. Untuk nomor urut gunakan angka romawi besar, sedangkan untuk tulisan lampiran dan judulnya digunakan huruf capital dan ditempatkan ditengah-tengah

Daftar Pustaka

Faizah, Hasnah.2008. Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia. Pekanbaru: Cendikia Insani.

http://wikipedia..org.com

www.geocities.com/stit_singkawang/arnadi_arkan/bimbingan_skripsi_ kuantitatif.ppt

http://www.google.co.id/search?hl=id&q=pengertian+skripsi&btnG=Telusuri+dengan+Google&meta=&aq=f&oq=